Rasulullah
Saw bersabda:
إن الله تعالى سائل كل راع عما عما إسترعاه، أحفظ ذالك أم
ضيّعه؟ حتى يسأل الرجل عن أهل بيته. (رواه إبن حيان عن أنس)
Artinya:
“Sesungguhnya Allah SWT akan memintai pertanggung-jawaban semua pemimpin
terkait apa yang sudah ia pimpin. Akankah dirinya mampu menjaga (dengan baik)
yang ia pimpin atau malah tidak mampu (menjaganya dengan baik)? Bahkan
seseorang akan ditanya tentang (kepemimpinannya) kepada keluarganya.” (HR. Ibnu
Hayyan dari Anas)
Ulasan:
Semua orang adalah pemimpin yang akan ditanyai mengenai laporan
penanggung-jawabannya kelak di hari kiamat. Pemimpin di sini tidak hanya dalam
arti jabatan kenegaraan, politik, sosial, dan keluarga. Bahkan kepada diri
sendiri kita adalah pemimpin, rakyatnya adalah tangan, kaki, kepala, perut dan
lain-lain. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati dalam bertindak, terutama
dengan diri sendiri. Seorang pemimpin tidak akan bisa memimpin, memberikan
contoh yang baik kepada yang dipimpin jika tidak dimulai dari diri sendiri.
Asysyaikhh Muhammad Nawawy al-Jawy menerangkan, anggota tubuh kita ini
adalah nikmat yang harus kita sukuri dan
juga amanah yang harus kita jaga.[1]
Maka perhatikanlah bagaimana kita memimpin jasad kita dengan memenuhi hak
masing-masing anggota kita. Karena, seluruh anggota tubuh manusia akan
memberikan persaksian.[2]
Mulut kita akan terdiam, yang berbicara adalah kaki dan tangan tentang apa saja
yang diperbuat ketika hidup di dunia. Allah SWT berfirman:
اليوم نختم على أفواههم وتكلمنا أيديهم وتشهد أرجلهم بما
كانو يكسبون. (يس : 65)
Artinya:
“Pada hari itu (kiamat) kami tutup mulut-mulut mereka, dan tangan mereka
berbicara sedangkan kaki mereka memberikan kesaksian atas apa yang pernah
mereka lakukan.” (QS. Yasin: 65).
Pemimpin memiliki tempat yang sentral dari proses pencapaian tujuan. Bentuk
dan corak yang dipimpin tergantung cara pemimpin memimpin. Perkataan dan
tindakannya sangat di patuhi oleh bawahannya. Meminjam istilah Ary Ginanjar,
memimpin itu soal mempengaruhi (Leadership is influence).[3]
Lebih lanjut, Ari mengatakan:[4]
“It is important to relize that every word spoken, every
step taken, influences someone around us. Regardless of our official position
as a leader. Every action and attitude transforms a person into a leader...”
Stetemen di atas secara sederhana dapat dipahami bahwa kita harus selalu
sadar dengan perkataan dan tindakan karena akan mempengaruhi orang-orang di
sekitar kita. Dan perbuatan kita pasti ada balasannya kelak. Perbuatan baik akan
dibalas dengan kebaikan. Perbuatan yang buruk akan dibalas dengan yang buruk
pula. “Barang siapa mengerjakan amal kebaikan sebesar biji zarrahpun,
niscaya dia akan melihat (balasan)nya. dan barang siapa yang mengerjakan
kejelakan seberat biji zarrahpun, maka dia juga akan melihat (balasan)nya.”
(QS. Al-Zalzalah: 7-8) Wallahu a’lam!
@@@
baca juga:
[1]
Baca kitabnya Imam Nawawy al-Jawi, Syarh Maraqil Ubudiyyah, (Semarang:
Pustaka Al-‘Alawiyah, tanpa tahun), halm. 61-62)
[3] Ary Ginajar Agustian, The Islamic Guide to
Developing ESQ (Emotional Spritiual Quetient), Second Edition, (Jakarta:
Arga Publishing, 2009), halm. 117
0 komentar:
Posting Komentar