About


Get this widget:

Senin, 16 April 2018

Laporan Penanggung-jawaban di Hadapan Allah


 Rasulullah Saw bersabda:
إن الله تعالى سائل كل راع عما عما إسترعاه، أحفظ ذالك أم ضيّعه؟ حتى يسأل الرجل عن أهل بيته. (رواه إبن حيان عن أنس)
Artinya:
“Sesungguhnya Allah SWT akan memintai pertanggung-jawaban semua pemimpin terkait apa yang sudah ia pimpin. Akankah dirinya mampu menjaga (dengan baik) yang ia pimpin atau malah tidak mampu (menjaganya dengan baik)? Bahkan seseorang akan ditanya tentang (kepemimpinannya) kepada keluarganya.” (HR. Ibnu Hayyan dari Anas)

Ulasan:
Semua orang adalah pemimpin yang akan ditanyai mengenai laporan penanggung-jawabannya kelak di hari kiamat. Pemimpin di sini tidak hanya dalam arti jabatan kenegaraan, politik, sosial, dan keluarga. Bahkan kepada diri sendiri kita adalah pemimpin, rakyatnya adalah tangan, kaki, kepala, perut dan lain-lain. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati dalam bertindak, terutama dengan diri sendiri. Seorang pemimpin tidak akan bisa memimpin, memberikan contoh yang baik kepada yang dipimpin jika tidak dimulai dari diri sendiri.
Asysyaikhh Muhammad Nawawy al-Jawy menerangkan, anggota tubuh kita ini adalah nikmat yang harus kita sukuri  dan juga amanah yang harus kita jaga.[1] Maka perhatikanlah bagaimana kita memimpin jasad kita dengan memenuhi hak masing-masing anggota kita. Karena, seluruh anggota tubuh manusia akan memberikan persaksian.[2] Mulut kita akan terdiam, yang berbicara adalah kaki dan tangan tentang apa saja yang diperbuat ketika hidup di dunia. Allah SWT berfirman:
اليوم نختم على أفواههم وتكلمنا أيديهم وتشهد أرجلهم بما كانو يكسبون. (يس : 65)
Artinya:
“Pada hari itu (kiamat) kami tutup mulut-mulut mereka, dan tangan mereka berbicara sedangkan kaki mereka memberikan kesaksian atas apa yang pernah mereka lakukan.” (QS. Yasin: 65).

Pemimpin memiliki tempat yang sentral dari proses pencapaian tujuan. Bentuk dan corak yang dipimpin tergantung cara pemimpin memimpin. Perkataan dan tindakannya sangat di patuhi oleh bawahannya. Meminjam istilah Ary Ginanjar, memimpin itu soal mempengaruhi (Leadership is influence).[3] Lebih lanjut, Ari mengatakan:[4]
“It is important to relize that every word spoken, every step taken, influences someone around us. Regardless of our official position as a leader. Every action and attitude transforms a person into a leader...”
Stetemen di atas secara sederhana dapat dipahami bahwa kita harus selalu sadar dengan perkataan dan tindakan karena akan mempengaruhi orang-orang di sekitar kita. Dan perbuatan kita pasti ada balasannya kelak. Perbuatan baik akan dibalas dengan kebaikan. Perbuatan yang buruk akan dibalas dengan yang buruk pula. “Barang siapa mengerjakan amal kebaikan sebesar biji zarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. dan barang siapa yang mengerjakan kejelakan seberat biji zarrahpun, maka dia juga akan melihat (balasan)nya.” (QS. Al-Zalzalah: 7-8) Wallahu a’lam!
@@@
baca juga:




[1] Baca kitabnya Imam Nawawy al-Jawi, Syarh Maraqil Ubudiyyah, (Semarang: Pustaka Al-‘Alawiyah, tanpa tahun), halm. 61-62)
[2] Ibid., halm. 62
[3]  Ary Ginajar Agustian, The Islamic Guide to Developing ESQ (Emotional Spritiual Quetient), Second Edition, (Jakarta: Arga Publishing, 2009), halm. 117
[4] Ibid., halm. 118

0 komentar:

Posting Komentar