About


Get this widget:

Selasa, 10 April 2018

MENCARI PEKERJAAN SESUAI DENGAN KUALITAS DIRI


Oleh: Muhamad Nur Hamid Hidayatullah

أطلبوا الحوائج بعزة الأنفس، فإن الامور تجرى بالمقادير. (رواه إبن عساكرعن عبدالله بن بسر)
Artinya:
“Carilah kebutuhan (pekerjaan) sesuai dengan kemuliaan (kualitas) diri. Sebab segala sesuatu berjalan sesuai dengan kadar (yang sudah ditentukan). (HR. Ibnu ‘Asakir dari ‘Abdillah bin Basr)

Ulasan:
Penulis ingin menganalisa maksut hadist di atas sesuai dengan realita kehidupan di Indonesia terutama terkait antara pekerja dan pembisnis. Hadist di atas memerintahkan kepada kita untuk mencari rizki sesuai dengan kadar kualitas diri kita. Fi’il amar dalam redaksi hadist tersebut menunjukkan penekanan tentang masalah ini. Artinya, mencari rizki dianjurkan untuk melihat kualitas diri. Jika dirinya adalah seorang mahasiswa di bidang pendidikan, maka dia hendaknya mencari pekerjaan sebagai tenaga pendidik, atau menjai mentrti pendidikan. Itu adalah kemuliaan dirinya sekaligus tanggungjawabnya terhadap keilmuan yang selama 4 tahun lebih dia tekuni.
Akan tetapi, masih banyak anak muda yang telah lulus dari suatu universitas, lantas dia bingung tidak tahu apa yang harus dia lakukan. Mau berbisnis juga pusing mikirin apa yang harus dibisniskan. Banyak sekali alasan yang mereka jadikan untuk menghindari kenyataan penganggurannya, mulai dari bingung tidak tahu apa yang harus diusahakan, sampai tidak punya modal.
Padahal sebenarnya kalau mereka mau langsung aksen, mereka tidak akan kesusahan mencari ide dan modal bisnis. Sayangnya, sifat nekad ini tidak ada di dalam dada para penduduka Indonesia, terutama mahasiswa.
Kita harus belajar dari sejarahnya nabi Adam ketika sedang mencari Hawa. Kemudian menerapkan spirit ke-Adam-an ke dalam pikiran dan tindakannya. Selama 300 tahun nabi Adam berpisah dari Hawa. Belum lagi medan baru yang harus dihadapi Adam. Tetapi, tanpa putus harapan dan terus mencari, akhirnya Allah memerintahkan Adam melakukan haji. Singkat cerita, selepas menunaikan perintah Allah, Adam bertemu Hawa di Jabal Rahmah.
Kalau menghayati cerita Adam dan Hawa, akan ada banyak sekali inspirasi yang kita pelajari. Hawa adalah manifestasi dari cita-cita Adam. Untuk menggapai cita-cita itu, dia harus berjuang dalam waktu selama itu. dia tetap nekad untuk menggapainya. Susah payah tidak dia perdulikan. Adam hanya melakukan apa yang semestinya dilakukan. Fokus pada aktifitas yang membawanya kepada tujuannya. Dan, karena hasil tidak pernah mengkhianati kadar usaha, Adam mendapatkan cita-citanya, harapannya itu, Hawa.
Sepertinya karakter nekad yang kurang dalam jiwa generasi muda. Dari survei kecil-kecilan yang saya lakukan, mereka terlalu banyak mikirnya dari pada eksekusi. Mereka terlalu lama menganalisa dan mengantisipasi hal-hal yang belum tentu seangker yang dibayangkan. Maka tidak heran, jika mereka menjalani hidup tanpa arah tujuan yang jelas. Pada akhirnya mereka menjadi pengangguran. Kalau tidak pengangguran, mereka akan berbondong menjadi karyawan.
Sekarang kita lihat, bagaimana keadaan pengusaha di negara maju, apakah lebih sedikit dari negara kita? Atau lebih banyak? Menurut Prof. Samsul Rizal, Rektor Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Darussalam Banda Aceh. menjelaskan negara maju seperti Amerika Serikat dan Jepang bahkan memiliki jumlah pengusaha lebih dari 10 persen dari jumlah populasi. Sedangkan Indonesia hanya sebesar 1,65 persen dari jumlah penduduk. Presentase tersebut sangat jauh tertinggal di bandingkan dengan Singapura (7 persen), Malaysia (5 persen) dan Thailand (3 persen).[1]
Oleh karena itu, mari kita menjadi pribadi yang mencari rizki Allah sesuai dengan kadar kualitas diri kita. Menjadi pengusaha sukses yang akan mengangkat kembali negara ini menjadi macan asia. Sehingga bangsa ini tidak dihina lagi. Aib-aib negara tidak harus terpampang di media-media sosial. Negara ini bukan untuk dihina! Negara ini diperjuangkan untuk dihormati dunia.


[1] “Rektor: Pengusaha di Indonesia 1,65 Persen, Singapura 7 Persen Penduduk,” Republika Online, 27 Agustus 2015, http://republika.co.id/berita/pendidikan/dunia-kampus/15/08/27/ntpdoq334-rektor-pengusaha-di-indonesia-165-persen-singapura-7-persen-penduduk.

0 komentar:

Posting Komentar