About


Get this widget:

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Senin, 12 November 2018

Aku Mulai Terbiasa Dengan Luka Itu


Ya sudah lah. Lambat laun aku mulai terbiasa dengan luka itu dan mulai berpikir logis. Aku bahkan merasa lega setelah ditinggalin cewekku, kenapa? Karena akhirnya aku tahu seperti apa pacar yang aku harapkan untuk menjadi pendamping seumur hidupku itu. Aku sadar bahwa ternyata pacarku tidak siap untuk hidup senang dan susah. Pacarku tidak siap untuk menjalani rumah tangga yang kadang rodanya di atas dan kadang di bawah.


Allah SWT memberikan aku kesempatan untuk mencari tulang rusuk yang pas, tulang rusuk yang sadar tanpaku dia tidak akan bisa hidup, dan aku menyadari tanpa tulung rusukku, aku akan mati karena jantungku pecah karena tidak ada yang melindungi. Terus saja melangkah sembari belajar dari semua peristiwa yang terjadi dalam hidup kita sebagai proses pendewasaan diri menjadi lebih baik.
@@@

Minggu, 11 November 2018

Pertemuan Pasti Ada Perpisahan = Perpisahan Pasti Ada Pertemuan



Sebuah pertemuan pasti ada perpisahan. Begitu juga, ada perpisahan pasti ada pertemuan. Kedua konsep tadi selalu saja berputar. Meski nanti perpisahan atau pertemuan setiap pasangan akan berbeda, tergantung bagaimana mereka mempertahankannya. Beberapa diantara mereka ada yang berpisah karena ajal, ada yang karena perceraian. Beruntunglah mereka yang abadi dunia hingga akhirat.
Aku ingat dulu bagaimana aku bertemu dengan pacarku ketika mondok. Waktu itu, aku iseng membuat sebuah puisi lumayan panjang, entah judulnya apa aku lupa. Aku tulis di atas sobekan kertas. Aku lipat tidak terlalu rapi. Kemudian aku tarung di bawah meja. Aku tata kertas itu senatural mungkin supaya tidak terlihat kalau ini adalah rekayasa.
Setelah kurasa cukup alami kertas itu terlihat seperti benar-benar dibuang, aku keluar kelas menuju pondok. Sebentar lagi kelas putri akan masuk.
Waktu sekolah antara putra dan putri di pondok YPRU dipisah. Jadi, kemungkinan besar mustahil untuk mengobrol dengan santri putri. Kalau ngecengin dari lantai empat pondok putra sih, kami – para santri putra, selalu tepat waktu. Termasuk ini yang nulis. Bahkan aku pernah lihat ada yang menggunakan teropong pembesar untuk melihat sang bidadarinya.
Karena dipisah dan tidak bisa bertemu, maka solusinya adalah dengan saling mengirim dan membalas surat. Ketika sang pangeran gudek lagi kangen sama sang putri gudek, mereka akan menuliskan kata hati mereka di secarik kertas kemudian digambar sesuai kreasi mereka. Biasanya mereka yang tidak bisa menggambar akan meminta bantuan kepada temannya untuk menghias suratnya.
@@@
Gerbang pondok sudah terbuka sebelum jam tujuh. Santri-santri nongkrong terlebih dahulu di warung favorit mereka, menikmati makan pagi sebelum otak mereka dipaksa mempelajari kitab kuning dan illmu-ilmu lain.
Aku menikmati sarapan dengan pikiran sepucuk surat balasan terselip di bangkuku. Aku senang banget pasti bisa kenalan dengan santri YPRU. Karena konon santri sini itu cantik-cantik. Mbbrrrrrr,,, pokoknya.
Benar saja, aku menemukan lipatan kertas terselip di celah mejaku bagian bawah. Aku tarik kertas itu. aku buka dengan hati-hati, takut ada yang sobek.
Assalamu’alaikum.
To the poin ea. ue yang nulis puisi yang dibuang dibawah meja ini, ea? Jujur, puisinya bagus banget, dalem artinya dan kata-kata yang ue rangkai indah sekali.
Oh,iya, boleh kenalan nggak? Kenalin, namaku Mia. Kamu siapa? Asli mana?
Sekian yang bisa aku tulis. Terima kasih puisinya.
Wassalam...
Sejak surat balasan pertama itu, aku dan dia semakin intens mengirim dan membalas surat. Hingga kami saling jatuh hati dan memutuskan untuk menjalin hubungan asmara. Padahal kami belum pernah ketemu langsung. Tapi rasa penasaran kami sedikit terobati dengan beberapa foto yang kami kirim.
Dua tahun menjalin hubungan, akhirnya hubunganku kandas dengan alasan dirinya yang mengatakan kalau kita ini sudah tidak cocok lagi. Tidak ada badai tidak ada hujan, bangunan yang selama dibangun roboh seketika hanya karena ada kerikil kecil yang masuk ke dalam.
Awalnya memang sakit. Aku bahkan terpuruk selama beberapa hari. Namun akhirnya aku sadar untuk apa menangisi orang yang tidak sayang kepadaku.
Suatu saat nanti akan ada pertemuan lagi untukku yang jauh lebih indah dan jauh lebih abadi dari dunia hingga akhirat kelak. Aku yakin setelah perpisahan ini akan ada pertemuan yang direstui Allah. Alhamdulillah, di umurku yang sudah mendekati masa dimana aku harus duduk di pelaminan,  aku belum menjumpai pertemuan itu. aku masih mencari pasangan yang mau diajak serius ke arah sana.
Sebenarnya, aku sedang jatuh cinta dengan seorang gadis manis. Aku berusaha keras mendekati dia, mencoba mengambil hatinya. Dia orangnya cuek banget.
Karena sikap cueknya itu, aku jadi ragu apakah aku harus melanjutkan perjuangan ini. Ketika nanti sudah aku perjuaangkan setengah mati, eh, ternyata dia sudah milik orang lain. aku tidak mau lagi merasakan sakit hati karena cinta. Itu sangat-sangat menyakitkan! Aku ingin yang pasti saja. Aku sudah tidak butuh masa PDKT. Pendekatan hanya untuk mereka yang tidak serius menjalani hubungan percintaan. Pendekatan hanya bentuk alabi untuk mencari kekurangan dan tidak mau menerima kekurangan dari pasangannya. Ketika banyak dijumpai kekurangan, maka salah satunya mengatakan “maaf, kita sudah tidak cocok lagi. Mending kita putus saja.”
ya Allah, jika perempuan yang aku kejar ini adalah jodohku, maka kuatkan kakiku, teguhkan badanku berjuang merebut hatinya.
Hanya doa itu yang membuatku masih merasa memiliki harapan.
@@@