About


Get this widget:

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Jumat, 29 Desember 2017

OMBAK SAMUDRA YANG TERSISA DI DALAM BOTOL

Terhuyung hanyut aku di ranting-tanting teh hangat
Duduk manis menahan gejolak orasi sendok
Bergemerincing teriak tentang panggilan alam
Aku sedang menunggu dua orang itu capek mengobrol
Kemudian aku akan lari berdampingan dengan langkah yang pelan


Setibanya di sini, aku malah rebahan melihat sebotol air
Dari sini ibtida gelombang samudra mengaung di dalam botol
Sisa-sisa arusnya menghanyutkan kepada kelembutan alas tidur
Menggertak emosiku: “Aku terkungkung disini
meski aku memberontak tetap saja sampai nanti aku akan bergejolak di kamar ini”

tidak mengekspresikan luas dan tinggi-ku kepada batas diri


                                                                                                            30 Desember 2017


terima kasih teman-teman :) :)
semoga bermanfaat bagi kita semua..

KAMU SENDIRI BAGAIMANA?!

KAMU SENDIRI BAGAIMANA?!
                                    -Kepada penunjuk jalan yang tersesat

Masak harus belajar membaca lagi?
Lho bukannya sudah mahasiswa?
Kok?
Terus bagaimana kamu bisa lulus TK?
Karena aku pikir kamu sudah tingkatan memahami yang abstrak
Tapi nyatanya memahami yang konkrit saja belum bisa
Makanya aku curiga: jangan-jangan kamu tidak bisa baca

Sekarang saatnya aku mengingatkan kembali
bagaimana mengeja perkataan dengan hatimu
dengan kesadaranmu
tidak dengan mengigau ngluyur mulutmu
supaya tidak termasuk orang yang tidak sesuai ucapan dengan perbuatannya
atau dirimu menjadi potret “tong kosong berbunyi nyaring”

katamu: “Malaikat adalah kebenaran
setan adalah kesalahan
sedang manusia adalah kubangan kecil
jernih tidaknya tergantung kemana kakimu.
Ketika kakimu melangkah kepada malaikat
Maka cahaya akan tunduk takzim di setiap zikirmu
Akan tetapi, jika melangkah kepada setan
Maka apinya akan membakar sakitmu menjadi nikmat semu.”

Katamu lagi: “Makanya tidak perlu menyalahkan orang. Manusia itu tidak bisa menyalahkan. Karena takdirnya adalah benar atau salah.”

Aku yang duduk di sampingmu
Mau memuntahkan lahar panas dari dasar tanah aku menunggu
“hello….” Batinku
Dia tidak sadar sudah berapa kali menghina dan mnegolok-olok orang
Karena kesalahan yang sepele?
Dia sudah berapa kali menghardik dan memojokkan orang yang belum mampu bayar bulanan?
Mungkin sangking sok dewasanya kamu sampai pikun

Terkadang kamu juga menikmati ludahmu sendiri dengan resep rahasia
Sehingga muntah aku menikmati kebangsatan jahiliyahmu


                                                                                                            29 Desember 2017


POTONG RAMBUT

Akulah gunting yang teronggok digantungan bawah cermin
Akulah sisir yang terseret arus hujan di luar toko
Akulah pintu berdecit dia dorong masuk ke dalam duniamu
Dan aku sehelai handuk basah kau usapkan
Pada aura yang selama ini terisolasi



Sedang kamu adalah serpihan rambutku
Semakin dekat dengan masa tuamu
Tertinggal pertanyaanku di dalam buih ketika kamu memunguti jemuranmu
: "Kamu sudah nikah, mas? Mengingat usahamu yang gigih itu"
Tapi lebih baik aku menancapkan penasaranku – dari mempertanyakannya,
Di atas sofa hitam membawamu pada asap mengepul dari mulutmu
Keluar menjemput sisa gerimis yang membeku di pintu kaca


                                                                                                29 Desember 2017


thank you :) :)

KEPADA TANGAN YANG MENGGARUK-GARUK

Tanpa sengaja mataku menangkap kilatan cahaya di dalam jendela
Luluh suaranya membungkam mataku mencair
Menjadi sajak parau kenalpot orang sok keren
Lagi-lagi tanganmu menggaruk-garuk ke dalam kolor kebesaranmu
Aku tahu betapa kelam dunia yang kamu lalui
Begitu juga tentang kematianmu yang tidak jelas
Tapi kamu tetap tinggal dan berpura-pura hidup di sini

Sudah tahu begitu
Bukannya berjuang membalikkan kaidah-kaidah naskah kehidupan
Dia malah asik membalik-balikkan “setan gepeng”
Terkadang kamu pergi hijrah pada satu titik ke titik yang lain
Membiaskan siasatmu terangkai oleh kekanak-kanakan

Jagalah kebersihanmu
Karena kebersihan adalah sebagian dari iman


                                                                                                28 Desember 2017

terima kasih banyak :) :)

semoga bermanfaat untuk kita semua. aamin.


ORANG KAYA MENGEMIS PENGEMIS

Kamu itu…
Makan sudah terjamin dari bawah dan atas
Minummu sudah dapat anggaran dari atasan
Bahkan hidupmu lho dibayar
Tapi kamu itu…
Malu-mu tak berkemaluan
Aku beli makan kamu begal aku di kamarku
Aku beli krupuk pun kamu bunuh aku dengan suara kriyukanmu



Kamu itu…
Jangan sering minta-minta
Kepada pengemis miskin kamu juga meminta?
Wajahmu kuat sekali terikat di dengkulmu
Tidak luntur hancur meski aku menyerah
Kepada rasa sungkan

Kamu itu…
Kurang?
Makan nih plastiknya!


                                                                                                            28 Desember 2017


terima kasih teman-teman sudah mau membaca curhatanku. jangan lupa juga baca https://pencilkubarokah.blogspot.co.id/2017/12/sendok-tengkurap-di-tengah-hujan-malam.html :) :)
semoga bermanfaat bagi kita semua, aamiin

Rabu, 27 Desember 2017

SENDOK TENGKURAP DI TENGAH HUJAN MALAM

Langkah kakiku menyusuri sepi di pertigaan jalan manggis
Berbincang dengan seorang teman dari ujung timur
Tapi telingaku sudah gulung tikar di perjudian malam – kantuk
Hingga pada akhirnya aku terangguk-angguk
Mengiyakan gerimis hujan yang merayu
Kelalailan kilat mencondongkan aku
Pada aroma suara nasi goring
Namun hidungku sudah tuli untuk menyuarakan angan



Terakhir
Aku pulang kembali melangkahkan kaki menuju jelaga malam
Masuk merasuk ke dalam gerbang hijau depan garasi
Membopongku naik kepada nagwat imajinasi
Memelototi aku sebagai zombie: otakku masih berdenyut
Tapi hatiku mengkerut maut
Satu hal yang aku cari disetiap langkah
Aku ingin meresap menjadi ruhnya
Tapi aku belum pingsan merasakan puncak nikmatnya
Sampai aku duduk sembari berkacak pinggang
Di belakang bersama tempat sampah – sebagai calo antara aku dan imajinasi
Mata ini tanpa sengaja melihat sebuah cendok
Tengkurap di atas piring dengan sedikit noda
Mempertajam nuansa betapa malas buto ijo-nya
Seolah mengadu kepadaku tentang tanggung jawab yang jawabannya tanggung
Bukan tentang adab selesai makan: cendok tidak boleh dihadapkan ke atas
Kata mereka – kakek nenek


                                                                                    27 Desember 2017

terima kasih sudah membacanya. semoga bermanfaat bagi para pembaca.
jangan lupa atau sungkan untuk komen. okey

baca juga ya:

TERAPUNG MEMBUSUK

Lihat laki-laki yang tengkurap depan laptop itu
Lihatlah!
Pada akhirnya dia tewas tertampar radiasi kantuk mengutuk
Tidurnya tenang tanpa merasa bersalah
Sebab mulutnya sering sekali tidak dibingkai dengan hati
Nyerocos tanpa lihat posisi orang lain
Nah, sekarang lihatin dia
Membusuk terapung di atas kasur
Bersama segala drama bahasanya

Sebelum ngomong mbok dipikir dulu!
Karena terkadang kita tidak pada titik yang sama dengan orang lain


                                                                                    27 Desember 2017

LAGI-LAGI

Sederek argumentasi membungkusi senda gurau
Memecah diam menjadi surga – bagi mereka
Tapi tidak bagiku
Bagaimana bisa aku ikut-ikutan berbaur campur dengan watak-watak kalian?
Sedang pengumumannya saja tidak jatuh jauh tempo hari
Aku harus ngomong apa – sebagai penonton
Lagi-lagi tidak sampai pada mufakat yang jelas

Aku pergi saja
Bergulat dengan imajinasi otak kananku


                                                                                                27 Desember 2017

Senin, 25 Desember 2017

PUJANGGA OBSESI PERDOMI

Malam bising memekak mataku
Mendorong kicauan tanpa arti
Mendarat di atas lantai merangkak sembari angkuh
Kepada setiap perdebatan yang membingkis kebodohan mereka
Kemudian dimuntahkan dihadapan anggukan ngantuk

Persenyawaan titik-titik kabut menjadi tetesan embun
Ketika fajar kazhibmu secara maknawi mendikte sok dewasa
dari satu halaman ke halaman selanjutnya
dengan oret-oretan dan penghapus
kosong!

Memang seperti itulah keadaannya
Kamu mau berkolaborasi alibi apa lagi?
Alegori mentah membajakmu dan membegalkan pendidikanmu
Hai Pujangga obsesi perdomi!
Kamu sudah mahasiswa!
Di otakmu ini Cuma obsesi perdomi saja

Aku melakaren dengerinnya


                                                                                                25 Desember 2017

thank you have read this. i hope u enjoy it.
and don't forget to read this https://pencilkubarokah.blogspot.co.id/2017/12/pelupuk-matamu-yang-tersujud-letih.html

good night, mate :)

Minggu, 24 Desember 2017

PELUPUK MATAMU YANG TERSUJUD LETIH

Sekedar kamu hidupkan alasan dalam kematianmu
Menggores keasikan berjalan menuju cahaya yang terangkul
Dalam pelupuk matamu tersujud selalu kepada letih
Merasa segalanya tumbuh subur di helaan nafas
Berhenti di aula dimana kakimu berdiri
Menghunjam kembali iftitah menuju tahiyat
Merasuk resap ke dalam dasar batiniah takbirmu


Genggaman tanganmu melingkar mengarungi rahmat
Menikahi mentari yang mulai gugur
Tersungkur di lubang gelasmu – sore tadi
Sebelum kamu men-siapa-kan khusukmu
Kepada bayang yang ikut sujud tahajjud – malam kemarin


                                                                                    25 Desember 2017


makasih sudah membacanya :) :)

TETAPKAN AKU

Aku memang sedang menemukan kesejatian
Meredam aura menjadi sampah mual mbludak
Emosi mneyeruak selingkuh dengan janji
Menolak kesejatian yang terhimpit mempesona
Kepada mereka yang melerai damai menjadi tiada


Sontak suara kediamanmu meramu pahit
Bersama sejarah dimana kamu menyanyikan sekarat
Tepat sebelum malaikat mengkultuskan jasadmu sebagai tanah
Hilang sudah

Tobat
Namamu adalah serak tenggoorokan
Yang terkubur bulir-bulir kepergian
Catatan-cacatanmu akan layu di dedaunan yang gugur
Terhempas amarah dan air mata
Tenggelam sudah namamu menjadi bangkai

“Allah tetapkan aku kepada jalan-Mu” - doaku


                                                                                                25 Desember 2017

okey.. thank you so much. and don't forget to read my other poem at https://pencilkubarokah.blogspot.co.id/2017/12/aku-sudah-mulai-terbiasa.html

have a nice daya, mate.
i love you :) :)

Sabtu, 23 Desember 2017

AKU SUDAH MULAI TERBIASA

Satu hari
Tepatnya ketika aku terhempas dari keberadaanmu
Aku dudukkan perburuan ujung pagi
Untuk menerjemahkan satu isyarat
Yang kamu tinggalkan lewat statusmu: siapa aku sebenarnya?

Memang, aku akui
Setelah sekian lama kamu acuhkan ruhku menelusuk
Ke dalam ego merebut hatimu dari dirimu
Aku sudah terbiasa
Kepedihan ini tidak sepahit ketika kamu memesan kopi bersama teman-temanmu
Tenang saja
Kamu nikmati saja pertemuanmu dengan kecupan mime
Menelantarkan sakitku lalu pasrahkan kepada gelas
Retaknya bercerita ketika aku taruh di atas musyawarah bahasa
Memetik irama mendengus kesal
Aku sudah mati di pejaman pelupuk
Tapi satu sisi lain sakit ini menghidupkan aku



Aku berhenti sejenak
Sekedar membilas darah yang mengucur menjadi cerita
Tergolek pasrah di bawah tempat dudukku
Tepat sebelum kamu membalas panggilan nadi yang bergetar
Lemah
Tinggal aku baringkan tegukan terakhir

Aku ingin pergi
Aku melihat pintu itu
Dia tergolek berdiri, merdeka
Seperti saat pertama kali kita bertemu tiga centi meter di atas langit
Aku berdiri bukan?
Menghormati diammu membongkar sapa yang tak aku kenal
: Siapa dia?
Entah

Tepatnya setelah penyangga tulang punggungku pecah
Aku habiskan sisa nafas yang membusuk di dalam paru-paru
Parau memanggilmu dari kebisuan sorak sorai

:Tinggalkan saja. Aku sudah mulai terbiasa!


                                                                                    24 Desember 2017

CATATAN SATU BARIS AKHIR YANG BELUM SEMPAT

Bernyanyi dengan goresan sunyi
Seperangkat kisah dipertaruhkan untuk pekat laknat
Mengutuk diri sendiri selaksa tengadah yang egahari



Dahulu aku tersingkir dari batas usia
Sepertinya ada satu baris terakhir yang belum sempat aku tulis

:tidak tahu! Lupa beneran aku


                                                                                    24 Desember 2017

have a great reading :) :)

SECANGKIR TEH DI BELAKANG PONDOK

Tergerus kesendirian di ujung tali terjuntai malam ini
Hanya aku yang tenggelam ke dalam teh hangat
Mengepul asap memelankan laju logika
Terbayang bagaimana gemericik air samping kiriku
Menggamiti pundak mengajak berbincang soal keheningan










Seger bener
Sepertinya aku akan pindah dunia: minum teh di belakang pondok
Memeluk erat alur ceritaku yang tertinggal satu baris paling akhir


                                                                                                24 Desember 2017

thank you for reading it. i hope you all enjoy it. :) :)
dong forget to read https://pencilkubarokah.blogspot.co.id/ and https://pencilkubarokah.blogspot.co.id/2017/12/kembali-menemui-asal-muasal.html