Oleh: Muhamad Nur Hamid Hidayatullah
(Mahasiswa PAI, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta)
Presiden
Joko Widodo (Jokowi), menghadiri Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan
2018. Dalam rembuk tersebut, Jokowi menyatakan, masih banyak hal menyedihkan di
dunia pendidikan. (Jokowi
Sedih Kondisi Dunia Pendidikan Indonesia Masih Memprihatinkan - Tribunnews.com,
tanpa tanggal)
Dalam pertemuan itu, Presiden Joko Widodo mengatakan
setidaknya ada 3 masalah yang dihadapi pendidikan Indonesia saat ini; masalah
infrastruktur yang harus dibenahi, masalah akses pendidikan yang masih buruk di
daerah pedalaman, dan masalah bullying antara pelajar dan tawuran antar geng. Akan
tetapi, dalam artikel ini, saya hanya akan menyoroti masalah yang ke dua,
yaitu, masalah akses pendidikan yang masih buruk di daerah perbatasan.
Pemerintah masih mengusahakan pendidikan yang merata di
daerah-daerah terpencil. Menurut staf ahli kementrian pendidikan dan kebudayaan
bidang hubungan pusat dan daerah James Modouw mengatakan, akses pendidikan
menjadi poin utama tidak meratanya pendidikan bagi anak-anak yang tinggal di
daerah terpencil. (Akses Pendidikan di Daerah Terpencil Jadi Tantangan Berat Pemerintah -
Kompas.com, tanpa tanggal)
Akses pendidikan yang masih susah tersebut dikarenakan
jarak yang jauh dari sekolah dan kondisi jalan yang berat. Dengan kondisi
semacam itu, para tenaga pendidikan sedikit yang mau pergi ke sana.
Kenyataan di atas mengantarkan saya pada sebuah asumsi
bahwa teknologi adalah solusi dari permasalahan itu. teknologi akan mengatasi
kurangnya akses pendidikan di daerah-daerah terpencil. dengan teknologi akses
pendidikan akan lebih mudah. Sehingga setiap anak memiliki kesempatan
seluas-luasnya untuk belajar, mengakses informasi tanpa dibatasi ruang dan
waktu. Kegiatan belajar mengajar tidak harus bertatap muka di dalam kelas lagi,
tapi sudah menggunakan virtual kelas yang mana memudahkan peserta didik dan
pengajar bertemu dari jarak yang jauh.
Pemerintah harus mempertimbangkan masalah teknologi di
daerah perbatasan. Internet harus dikenalkan kepada masyarakat setempat.
Menurut saya pribadi, justru internet ini lebih didahulukan ketimbang
pembangunan infrastruktur. Sebab, kemajuan zaman ini tidak lagi menuntut mewah
tidaknya bangunan dan jalanan yang luas. Untuk saat ini, yang harus dikejar
adalah bagaimana antara satu orang dengan orang lain dapat bertemu dengan mudah
tanpa terikat jarak dan waktu. Sehingga untuk saling tukar pikiran, berbagi
informasi lebih mudah. Belum lagi jangkauan mencari internet sangat luas dan
tidak terbatas.
Terlepas dari dampak negatif yang timbul, kan bisa
ditanggulangi dengan peran orang tua untuk mengawasi anaknya ketika sedang
mengikuti kelas jarak jauh. Pembangunan infrastruktur yang memakan waktu dan
biaya yang lebih, maka, teknologi akan menjadi alternatif jalan pintas
menyelesaikan masalah kesenjangan akses pendidikan di daerah terpencil tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar