About


Get this widget:

Sabtu, 23 Desember 2017

AKU SUDAH MULAI TERBIASA

Satu hari
Tepatnya ketika aku terhempas dari keberadaanmu
Aku dudukkan perburuan ujung pagi
Untuk menerjemahkan satu isyarat
Yang kamu tinggalkan lewat statusmu: siapa aku sebenarnya?

Memang, aku akui
Setelah sekian lama kamu acuhkan ruhku menelusuk
Ke dalam ego merebut hatimu dari dirimu
Aku sudah terbiasa
Kepedihan ini tidak sepahit ketika kamu memesan kopi bersama teman-temanmu
Tenang saja
Kamu nikmati saja pertemuanmu dengan kecupan mime
Menelantarkan sakitku lalu pasrahkan kepada gelas
Retaknya bercerita ketika aku taruh di atas musyawarah bahasa
Memetik irama mendengus kesal
Aku sudah mati di pejaman pelupuk
Tapi satu sisi lain sakit ini menghidupkan aku



Aku berhenti sejenak
Sekedar membilas darah yang mengucur menjadi cerita
Tergolek pasrah di bawah tempat dudukku
Tepat sebelum kamu membalas panggilan nadi yang bergetar
Lemah
Tinggal aku baringkan tegukan terakhir

Aku ingin pergi
Aku melihat pintu itu
Dia tergolek berdiri, merdeka
Seperti saat pertama kali kita bertemu tiga centi meter di atas langit
Aku berdiri bukan?
Menghormati diammu membongkar sapa yang tak aku kenal
: Siapa dia?
Entah

Tepatnya setelah penyangga tulang punggungku pecah
Aku habiskan sisa nafas yang membusuk di dalam paru-paru
Parau memanggilmu dari kebisuan sorak sorai

:Tinggalkan saja. Aku sudah mulai terbiasa!


                                                                                    24 Desember 2017

0 komentar:

Posting Komentar