Ambiopi
ambiguitas bermubahalah dengan keniscayaan bahwa engkau adalah narsis
Bahwa setaip
bukan berarti segalanya
Balaghah-mu
memuntahkan aku dari setiap badi’-mu
Apalagi ma’any-mu
Untuk sekala insya’
saja aku harus berpura-pura menjadi hukum termodinamika
:kalor kalor
kolor kolor, dari yang panas sampai yang dingin
Yah apalah
itu...
Sejatinya
tidak kan?
Karena engkau
– dengan segala pistilummu – rela khusuk tunduk di perempatan malam
Istarak dengan
berisikmu kemudian menjadi hilang
Sementara
tanganmu masih bergetar lirih selirih beledu
Bahkan seduksi
setan berorkestra syahdu, membujukmu
Tapi,
Mereka salah
Mereka hanya
berorasi di depan replika yang mati karena khusuk
Pluritas emosi
berjubel menerobos setiap anggukanmu
Karena cinta
Lantas
bagaimana aku tidak tergila-gila?
Sedangkan
Tuhan saja tergila-gila untuk menciptakanmu
Yogyakarta,
Desember 2017
sekian teman-teman. selamat membaca dan merenungkan artinya :) :)
baca juga puisi-puisiku yang lain ya :):)
http://pencilkubarokah.blogspot.co.id/2017/12/emanasi-ku-menjadi-kamu.html
sekian teman-teman. selamat membaca dan merenungkan artinya :) :)
baca juga puisi-puisiku yang lain ya :):)
http://pencilkubarokah.blogspot.co.id/2017/12/emanasi-ku-menjadi-kamu.html
0 komentar:
Posting Komentar