Hening bening
Memurnikan zhauq-mu menjadi diamku
Sehingga irama-mu bertemu bisuku menjadi desahanmu
Awanguwung tereja namamu mati di baris ke dua
Beristirahat ragamu di tanda baca
Situasi terurai lewat gerakan pundakmu
Alur terangkai melalui kedipan matamu
Dan nama-nama itu lahir setelah kamu pergi
Wahai kenangan...
Perhatikan aku menulis di satu halaman terakhir
Jika saja kamu bisa melihatnya
Di pojok kanan atas, ada tiga huruf tergolek
Yang mencekoki kepastian kepadaku
Bahwa perwujudan sajak ini akan abadi
21 Desember 2017
thank you, guys, you've read my poem. i hope you enjoy it and understand its beatifull sense.
also, don't forget to read my other poem at https://pencilkubarokah.blogspot.co.id/2017/12/di-bawah-tangga.html and https://pencilkubarokah.blogspot.co.id/2017/12/telanjang-menanti.html
see you :) :)
0 komentar:
Posting Komentar