About


Get this widget:

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Jumat, 29 Desember 2017

OMBAK SAMUDRA YANG TERSISA DI DALAM BOTOL

Terhuyung hanyut aku di ranting-tanting teh hangat Duduk manis menahan gejolak orasi sendok Bergemerincing teriak tentang panggilan alam Aku sedang menunggu dua orang itu capek mengobrol Kemudian aku akan lari berdampingan dengan langkah yang pelan Setibanya di sini, aku malah rebahan melihat sebotol air Dari sini ibtida gelombang samudra mengaung di dalam botol Sisa-sisa arusnya...

KAMU SENDIRI BAGAIMANA?!

KAMU SENDIRI BAGAIMANA?!                                     -Kepada penunjuk jalan yang tersesat Masak harus belajar membaca lagi? Lho bukannya sudah mahasiswa? Kok? Terus bagaimana kamu bisa lulus TK? Karena aku pikir kamu sudah tingkatan memahami yang abstrak Tapi nyatanya memahami...

POTONG RAMBUT

Akulah gunting yang teronggok digantungan bawah cermin Akulah sisir yang terseret arus hujan di luar toko Akulah pintu berdecit dia dorong masuk ke dalam duniamu Dan aku sehelai handuk basah kau usapkan Pada aura yang selama ini terisolasi Sedang kamu adalah serpihan rambutku Semakin dekat dengan masa tuamu Tertinggal pertanyaanku di dalam buih ketika kamu...

KEPADA TANGAN YANG MENGGARUK-GARUK

Tanpa sengaja mataku menangkap kilatan cahaya di dalam jendela Luluh suaranya membungkam mataku mencair Menjadi sajak parau kenalpot orang sok keren Lagi-lagi tanganmu menggaruk-garuk ke dalam kolor kebesaranmu Aku tahu betapa kelam dunia yang kamu lalui Begitu juga tentang kematianmu yang tidak jelas Tapi kamu tetap tinggal dan berpura-pura hidup di sini Sudah tahu begitu Bukannya berjuang membalikkan kaidah-kaidah naskah kehidupan Dia...

ORANG KAYA MENGEMIS PENGEMIS

Kamu itu… Makan sudah terjamin dari bawah dan atas Minummu sudah dapat anggaran dari atasan Bahkan hidupmu lho dibayar Tapi kamu itu… Malu-mu tak berkemaluan Aku beli makan kamu begal aku di kamarku Aku beli krupuk pun kamu bunuh aku dengan suara kriyukanmu Kamu itu… Jangan sering minta-minta Kepada pengemis miskin kamu juga meminta? Wajahmu kuat sekali...

Rabu, 27 Desember 2017

SENDOK TENGKURAP DI TENGAH HUJAN MALAM

Langkah kakiku menyusuri sepi di pertigaan jalan manggis Berbincang dengan seorang teman dari ujung timur Tapi telingaku sudah gulung tikar di perjudian malam – kantuk Hingga pada akhirnya aku terangguk-angguk Mengiyakan gerimis hujan yang merayu Kelalailan kilat mencondongkan aku Pada aroma suara nasi goring Namun hidungku sudah tuli untuk menyuarakan angan Terakhir Aku...

TERAPUNG MEMBUSUK

Lihat laki-laki yang tengkurap depan laptop itu Lihatlah! Pada akhirnya dia tewas tertampar radiasi kantuk mengutuk Tidurnya tenang tanpa merasa bersalah Sebab mulutnya sering sekali tidak dibingkai dengan hati Nyerocos tanpa lihat posisi orang lain Nah, sekarang lihatin dia Membusuk terapung di atas kasur Bersama segala drama bahasanya Sebelum ngomong mbok dipikir dulu! Karena terkadang kita tidak pada titik yang sama dengan orang...

LAGI-LAGI

Sederek argumentasi membungkusi senda gurau Memecah diam menjadi surga – bagi mereka Tapi tidak bagiku Bagaimana bisa aku ikut-ikutan berbaur campur dengan watak-watak kalian? Sedang pengumumannya saja tidak jatuh jauh tempo hari Aku harus ngomong apa – sebagai penonton Lagi-lagi tidak sampai pada mufakat yang jelas Aku pergi saja Bergulat dengan imajinasi otak kananku                                                                                                ...

Senin, 25 Desember 2017

PUJANGGA OBSESI PERDOMI

Malam bising memekak mataku Mendorong kicauan tanpa arti Mendarat di atas lantai merangkak sembari angkuh Kepada setiap perdebatan yang membingkis kebodohan mereka Kemudian dimuntahkan dihadapan anggukan ngantuk Persenyawaan titik-titik kabut menjadi tetesan embun Ketika fajar kazhibmu secara maknawi mendikte sok dewasa dari satu halaman ke halaman selanjutnya dengan oret-oretan dan penghapus kosong! Memang seperti itulah keadaannya Kamu...

Minggu, 24 Desember 2017

PELUPUK MATAMU YANG TERSUJUD LETIH

Sekedar kamu hidupkan alasan dalam kematianmu Menggores keasikan berjalan menuju cahaya yang terangkul Dalam pelupuk matamu tersujud selalu kepada letih Merasa segalanya tumbuh subur di helaan nafas Berhenti di aula dimana kakimu berdiri Menghunjam kembali iftitah menuju tahiyat Merasuk resap ke dalam dasar batiniah takbirmu Genggaman tanganmu melingkar mengarungi...

TETAPKAN AKU

Aku memang sedang menemukan kesejatian Meredam aura menjadi sampah mual mbludak Emosi mneyeruak selingkuh dengan janji Menolak kesejatian yang terhimpit mempesona Kepada mereka yang melerai damai menjadi tiada Sontak suara kediamanmu meramu pahit Bersama sejarah dimana kamu menyanyikan sekarat Tepat sebelum malaikat mengkultuskan jasadmu sebagai tanah Hilang...

Sabtu, 23 Desember 2017

AKU SUDAH MULAI TERBIASA

Satu hari Tepatnya ketika aku terhempas dari keberadaanmu Aku dudukkan perburuan ujung pagi Untuk menerjemahkan satu isyarat Yang kamu tinggalkan lewat statusmu: siapa aku sebenarnya? Memang, aku akui Setelah sekian lama kamu acuhkan ruhku menelusuk Ke dalam ego merebut hatimu dari dirimu Aku sudah terbiasa Kepedihan ini tidak sepahit ketika kamu memesan kopi...

CATATAN SATU BARIS AKHIR YANG BELUM SEMPAT

Bernyanyi dengan goresan sunyi Seperangkat kisah dipertaruhkan untuk pekat laknat Mengutuk diri sendiri selaksa tengadah yang egahari Dahulu aku tersingkir dari batas usia Sepertinya ada satu baris terakhir yang belum sempat aku tulis :tidak tahu! Lupa beneran aku                        ...

SECANGKIR TEH DI BELAKANG PONDOK

Tergerus kesendirian di ujung tali terjuntai malam ini Hanya aku yang tenggelam ke dalam teh hangat Mengepul asap memelankan laju logika Terbayang bagaimana gemericik air samping kiriku Menggamiti pundak mengajak berbincang soal keheningan Seger bener Sepertinya aku akan pindah dunia: minum teh di belakang pondok Memeluk erat alur ceritaku yang...