Ternyata tak segampang yang aku bayangkan nulis di media sosisal.
Gak susah-susah amat sih. Sebetulnya hanya perlu sabar dan istiqomah saja kok
untuk mendapatkan tempat di hati suatu redaksi sehingga apa yang kita tulis
pasti akan diterima. Semua butuh proses. Tak mudah awalnya, namun kalau selalu
berusaha keras dan tak menyerah, ingsya Allah akan mudah, gampang, lancar, dan
happy ending. Namun kalau kamu, aku dan kita masih tetap disini, ya, kapan kita
bisa merasakan bahagia. Bahagia itu harus susah dulu. Usaha dulu baru hasil.
Kayak aku sekarang. Aku bingung. Aku galau. Mikirin
tulisan-tulisanku yang belom diterima oleh redaksi manapun. Gak tahu apa yang
terjadi dengan tulisanku? Padahal bagus dan kritis lho. Apa personel redaksinya
ngantuk pas baca tulisanku ya? Emmm..mungkin aja sih. Kan banyak sekali
tulisan-tulisan yang masuk disana.Tapi gak juga kalau tulisanku di tolak semua.
Aku setiap hari ngirim loh. Mesti lah ora ketang satu atau dua dan
semua, amin, diterima oleh redaksi.
Oh ya, aku kalau ngirim biasanya di redaksi Kompas. Aku sengaja
pilih redaksi yang besar. Karena disana pasti ada honor yang besar juga. Maklum
lah, kalau aku cari uang dan uang, karena aku bukan keturunan konlomerat. Aku
itu konglomelarat. Bapakku orang biasa. Bekerja sebagai guru agama yang gajinya
Cuma buat beli sabun dan sampo. Bapakku kalau ngirim uang ke aku Cuma sebesar
150.000 setiap bulannya. Buat apa uang segitu. Habis untuk beli odol sama
ditergen. Maka dari itu, aku harus greget untuk cari uang tambahan. Tak lain
adalah untuk meringankan beban orang tuaku.
Aku minta doa kalian semua ya. Agar tulisan-tulisanku diterima di
semua redaksi media cetak. Amin.
0 komentar:
Posting Komentar