Rasanya
gak enak banget toh nyebut Allah dalam WC, meski dalam hati. Aku ngerasa Tuhan
tempatnya itu bukan disini tapi jauh dari sini_tempat kotor. Sebab Tuhan itu
indah. Sangat indah. Namun jangan dibayangkan kalau Allah itu lukisan atau
apa-apa yang dibuat manusia lalu ia menyebutnya seni. Bukan. Bukan itu.
Keindahan Allah gak bisa ditangkap dengan panca indra. “Allah bila kaifin”.
Sebab jika keindahan-Nya engkau pikirkan, ya maka sebatas itulah keindahan-Nya.
Padahal gak. Keindahan Allah itu sangat agung bahkan tidak bisa disebut agung
ataupun besar sekalipun. Maksutku jika Keindahan Tuhan kita sebut agung ataupun
besar, maka keindahan-Nya sebatas kata-kata itu. Kata lainnya, keindahan Tuhan
itu gak terbatas seperti makna yang dikandung kata agung dan besar.
Namun
masalahnya, waktuku untuk dzikrullah itu akan kurang ntar. Dan ini sangat
bahaya. Sebab akan menggerogoti keinginan syetanku. Aku akan merasakan surga
bulshitnya setan. Aku akan terlena lama kelamaan. Untuk antisipasi, kadang
terbesit di benakku kalau aku harus ingat Allah di setiap waktu dan
dimanapun_meski di WC, tapi ya harus dalam hati.
Tapi...
Masak
sih?
Aduh
bingung.
Tak
tanya sama para guruku ntar lah. Mereka yang lebih ahli.
فاسئلوا اهل الذكر ان كنتم لا تعلمون
=@=
0 komentar:
Posting Komentar