About


Get this widget:

Selasa, 30 Agustus 2016

MASA DEPAN DITENTUKAN DARI DETIK INI



MASA DEPAN DITENTUKAN DARI DETIK INI
Kesombongan yang selama ini menyelimuti hatiku menyebabkan kedunguan yang sangat panjang, panas membakar ilmu-ilmu yang aku pelajari dari dulu hingga sekarang. Gak ono efeke. Kepura-puraan yang selama ini aku banggakan menyebabkan penghormatan munafik bagai musuh dalam selimut.
Tanpa aku sadari semua itu membunuh karakterku dan keberadaanku. Kasarnya, setiap orang yang memandangiku mereka mengira aku adalah simbol kebohongan. Seperti bunglon yang berubah warna tubuhnya menyesuaikan tempat dia berada untuk bersembunyi dari kematiaannya. Satu kesalahan yang aku perbuat akan aku tutupi sebisaku_bahkan mengahalalkan segala cara dan menutupi kebohongan dengan kebohongan. Lari kesana kemari mencari tambalan-tambalan yang bisa menutupi tubuhku.
Namun, entah ada apa, aku akhir-akhir ini merasa kurang nyaman dengan diriku “yang ini”. Kakiku pegel lari kesana-kemari tanpa tujuan yang agung_hanya menutupi kepura-puraan. Aku ingin istirahat dari semua ini. Dan pada akhirnya aku sudah menjadi sesuatu yang berbeda_karena ke-orang-anku tidak akan pernah berubah, jiwa dan sifatku akan tetap sama. Tinggal mengalihkan kepada suatu yang berbeda. Umar sang Singa Padang Pasir akan tetap pada sifat tegas dan kerasnya namun dia belokkan kepada keegasan terhadap kemaksiatan dan kemungkaran.
Dalam benakku saat ini tergambar jelas bagaimana aku jika masih seperti ini. Aku harus berubah, pikirku. Aku tidak tahu apa yang dibawah oleh “esok”.  Aku tidak memilik hak masa depan. Dia bukan milikku. Aku cuma menatanya dari yang aku punya saat ini_masa sekarang. Memaksimalkan apa yang ada pada detik ini, saat ini sehingga aku mempunyai bekal untuk hidup di masa depan.
Mau jadi apa kita? Jawabannya adalah bagaimana kita saat ini.

                                                                                                Fahiya al-‘Azmi

0 komentar:

Posting Komentar