About


Get this widget:

Jumat, 19 Oktober 2018

HIDUP BERMASYARAKAT



Manusia diciptakan Allah SWT berpasang-pasangan. Siang berpasangan dengan malam, matahari dengan matahari, baik dan buruk, dan laki-laki dan perempuan. “Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (QS. An-Nisa:1)
Di dalam ayat lain, Allah berfirman “Dan Kami jadikan kami berpasang-pasangan.” (QS. An-Naba: 8) masalahnya, kalau semua diciptakan berpasangan, lantas JOMBLO itu ciptaan siapa? Haha.. karena aku sendiri yang belum punya pasangan diantara teman-teman sekelompokku. Sorry, bercanda. Kita kembali ke pembahasan.
Dalam prosesnya, manusia berkembang biak, meneruskan keturunan dan akhirnya membentuk masyarakat. Oleh karena itu, adalah tidak benar apabila manusia memisahkan diri dari kehidupan bermasyarakat. Berbicara tentang manusia sosial, saya teringat istilah yang saya dapatkan ketika mengikuti pelajaran IPS, bahwa manusia adalah “Zoon Politicon”, artinya manusia adalah makhluk sosial yang hidup bermasyarakat. Setiap manusia saling membutuhkan satu sama lain. Contoh kecil, seorang bayi tidak akan bisa minum susu kecuali dibantu sang ibu meminum susu. Bahkan meninggal pun seseorang masih membutuhkan orang lain untuk memandikan, mengkafani, menyolati dan menguburkannya.
Selama dua bulan di lokasi KKN memberikan pelajaran yang sangat bagus tentang bermasyarakat. Kita dibuat menyadari satu hal di atas bahwa kita pasti membutuhkan orang lain. Program-program yang sudah direncanakan jauh-jauh hari sebelum kita bertempat di lokasi tidak akan bisa berjalan tanpa ada bantuan dari masyarakat. Begitu juga dengan masyarakat, membutuhkan mahasiswa untuk membantu memajukan masyarakat secara keilmuan dan sarana prasarana.
Selain itu, Kuliah Kerja Nyata memberikan ruang kepada mahasiswa dan masyarakat untuk menjadi pribadi yang bermanfaat. Saya pikir, membentuk masyarakat yang baik dibutuhkan kesadaran pada syarat membangun masyarakat baik. Pertama, kita semua adalah sama. Tidak ada yang lebih baik dari pada yang lain kecuali karena ketaqwaan – hal positif bermanfaat yang dilakukan. Tidak memandang apakah dia orang tua atau remaja. Tolok ukurnya adalah ketaqwaan tadi yang diimplementasikan kepada sesama. Artinya segala aktifitas manusia dicurahkan memberikan yang terbaik untuk sesama dan menjaga mereka dari perbuatan buruk kita.
Tidaklah mudah membangung masyarakat yang baik dalam kasih sayang, persaudaraan. Tidak mudah. Meskipun sebenarnya sepele tapi susah sekali untuk dipraktikkan. Syarat yang harus dipenuhi untuk membangung hubungan yang baik dengan masyarakat adalah menyingkirkan “ego”.
Selama manusia masih mendambakan ego, yakni aku yang lebih berkuasa, aku yang lebih pantas melakukan itu dari pada kamu, maka jangan harap satu kegiatan sosial pun bisa berjalan dengan baik. Sekedar mengobrol pun akan menjadi sesuatu yang mustahil. Yang sering menghiasi nafas dan detak kehidupan bermasyarakat hanya emosi yang berujung pertengkaran, dengki, dan membenci.
Oleh karena itu, kita harus ingat kembali bahwa tidak ada yang istimewa di dunia ini menurut Allah kecuali karena ketaqwaannya yang diimplementasikan secara vertikal dan horizontal; hubungan dengan Allah dan hubungan dengan manusia.
۞

MENGENAL MASYARAKAT
Hidup bermasyarakat tidaklah mudah, maka kita harus mengenal bagaimana masyarakat di sekitar kita. Dengan mengenal masyarakat kita bisa memaklumi karakter-karakter yang ada di dalam sana. Maka benar jika sikap saling mengenal, saling mengerti, saling memahami adalah tujuan diciptakannya perbedaan.
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”. (Qs. al-Hujurat: 13)
Mengenal masyarakat sekitar dapat meminimalisir perbedaan yang memicu konflik. Tujuan diciptakan perbedaan adalah untuk saling mengenal bukan untuk mengenal. Artinya kedua belah pihak atau semua pihak harus terlibat untuk mengenal satu sama lain. Ketika ada suatu masalah, maka semua pihak harus menyelesaikan dengan bermusyawarah, mencari akar masalahnya dan penyelesaiannya. Jika hanya satu pihak yang ingin menyelesaikan masalah dengan baik-baik, namun yang lain kokoh dengan ego maka yang terjadi masalah itu malah tambah runyam dan pelik.

0 komentar:

Posting Komentar