Oleh:
Ham
Cerita soal KKN, tentu ada banyak hal yang saya alami. Mulai
dari ketakutan bertemu orang baru, ditunjuk menjadi ketua kelompok sementara
aku tidak punya pengalaman apapun soal leadership sampai masalah cinlok (cinta
lokasi). Bingung apa yang harus aku ceritakan di sini. Tidak mungkinlah kalau
aku ceritakan mulai dari pelepasan hingga pelepasan KKN. Buku ini malah jadi
novel – novel? Ide bagus tuh. Mungkin di buku lain aku akan membuat cerita KKN
menjadi novel. Sekarang saya hanya ingin berbagi cerita yang kiranya penting
dan ada pelajaran yang bisa diambil buat pelajaran hidup.
Saya sangat kagum dengan penjelasan bapak rektor UIN Sunan
Kalijaga, Yudian Wahyudi, ketika memberikan bekal kepada mahasiswanya yang akan
dilepas ke lokasi KKN. Beliau mengaitkan KKN dengan salah satu ayat al-Quran. Dan
saya, sekali lagi, sangat kaget. Betapa cerdasnya beliau. Dalam hati, saya
bilang “aku ingin menjadi pintar bahkan lebih pintar dari beliau”.
Mengaitkan kegiatan KKN dengan Islam, Yudian mengutip ayat
dari QS. Ali Imran: 137,
قد خلت من قبلكم سنن فسيروافي الأرض فانظروا كيف كان عاقبة المكذبين.
Artinya:” Sesungguhnya telah
berlalu sebelum kamu sunah-sunah Allah; karena itu, berjalanlah kamu di muka
bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang mendustakan (rasul-rasul).”
Kemudian beliau menegaskan bahwa KKN merupakan tindakan
menjalankan perintah Allah tersebut, yaitu berjalan di bumi untuk melihat-lihat
keadaan realita. Karena teori saja tidak akan cukup. Bahkan terkadang teori
tidak bisa menjawab permasalahan realita. Dengan kata lain, teori tidak sesuai
dengan realita yang ada.
Masih ingatkah dengan sejarah pertama kali Rasulullah
Muhammad Saw menerima wahyu? Wahyu pertama tersebut adalah perintah membaca (Al-‘Alaq:1-5).
Malaikat Jibril datang kepada Rasulullah dengan rupa yang sangat menakutkan –
lebih tepatnya bukan menakutkan tapi karena Rasulullah baru pertama kali
bertemu dengan makhluk tersebut. Malaikat Jibril datang kepada Rasul seraya
berkata “bacalah!” rasulullah dengan gemetar menjawab “aku tidak bisa
membaca” Malaikat Jibril berkata lagi “bacalah!” namun Jibril terus
mendesak Nabi Muhammad untuk membaca wahyu Allah. Beliau ketakutan hebat hingga
menggigil. Jibril pun memeluk Nabi Muhammad seraya membacakan wahyu pertama bagi Muhammad Saw.
Sekarang pertanyaannya adalah apa yang harus Nabi Muhammad
baca saat itu? Sementara Nabi sendiri tidak bisa baca. Ya, kalau suruh baca ada
teks bacaanya sih sedikit masuk akal. Tapi ini, suruh baca tapi tidak ada teks
yang harus dibaca. Aneh kan? Inilah yang ingin ditegaskan oleh bapak rektor UIN
Sunan Kalijaga.
Maksud membaca dari ayat tersebut adalah membaca keadaan
masyarakat Makkah waktu itu. Jadi, selama 3.5 tahun rasulullah berkholwat di
dalam gua Hira, melihat-lihat aktifitas umatnya dari dalam gua. Setelah itu,
malaikat Jibril datang kepada Muhammad supaya beliau menyimpulkan dari membaca
realita masyarakatnya.
Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan bagian dari membaca
realita sembari berjalan-jalan di daerah lain, daerah yang baru dikenal, supaya
mahasiswa bisa berlatih dan belajar bermayarakat. Kemudian mengambil ilmu
sebagai modal dirinya terjun ke dalam masyarakat yang sesungguhnya dan dalam
jangka waktu yang sangat lama.
Terakhir, dengan adanya kegiatan KKN ini diharapkan
mahasiswa menjadi orang yang lebih baik dari pada sebelumnya. Mahasiswa lebih
tahu memposisikan dirinya di tengah masyarakat tanpa harus membuat api di
lingkungan tinggalnya. Masyarakat tidak akan merasa terusik dengan
perubahan-perubahan yang dilakukan mahasiswa karena perubahan-perubahan itu
pelan-fleksibel namun pasti.
0 komentar:
Posting Komentar