DI BALIK “LINUK KESAMPAIAN, KARYA MENGHILANG”, ADA LALAT
Linux baru. Sekarang tampilan laptopku linux. Ini sudah lama aku tunggu. Dan akhirnya tersampaikan juga. Senang, iya. Tapi aku juga merasakan sedih _ mungking menyesal_ karena terjemahan kitabku yang ada di windows8 hilang. Lupa tidak aku pindah ke dalam flashdisk. Itu karyaku yang paling berharga. Karena aku sedang suka menerjemah. Tulisan itu adalah buah pertama aku tuntas menejemah suatu kitab, Inaratuz Zhalam_kitabnya tipis.
Benarlah jika hidup adalah pengorbanan ataupun pilihan. Ketika kita mempunyai hajat dan ingin menggapainya, maka harus berusaha dengan berkorban mengesampingkan urusan yang lain. Itulah hidup. Namun permasalahannya adalah kesalahanku ini tidak bisa disebut sebagai salah satu bentuk pengorbanan. Sebutan yang paling pas adalah keteledoran. Tidak berfikir secara jeli, apakah sudah disimpan di dalam flashdisk apa belum.
Sehingga mau tidak mau, aku harus menerima akibatnya. Dengan menghela nafas sedalam-dalamnya, mencoba ikhlas. Toh masih bisa nerjemah lagi. Aku tidak boleh menyerah dan pesimis. Semua ini pasti akan berlalu. Ibarat seperti tungku pemanggangan, aku digodok untuk menjadi orang dewasa dan cermat. Karena bagiku, “kopi Item” kehidupan ini tidak lain untuk membersihkan jiwa manusia dari sifat dan sikap cengeng.
Namun, satu hal yang harus digaris-bawahi bahwa melihat permasalahan tersebut dengan penuh kebijaksanaan dan kepala dingin. Kalau kita hanya mengandalkan kekuatan kita sendiri; tidak memohon kepada Tuhan, malas untuk berusaha, apalagi menyerah, maka kita akan menjadi seekor lalat yang terjebak di dalam rumah. Ia ingin melarikan diri dari “penjara masalah” lewat jendela. Terus menabrak-nabrakkan diri ke jendela. Kepalanya selalu terkaantuk kaca. Kemdian lalat itu berhenti menerjang ke sana seperti peluru dan menempel pada daun jendela. Berdengung mengitarinya seolah-olah terkena serangan panik. Tontonan yang bikin frustasi. Khususnya kalau saja dia terbang lebih tinggi sampai ke puncak jendela, ia akan bebas. Tetapi ia terus saja melakukan hal yang sama berkali-kali. Kita bisa bayangkan betapa frustasinnya dia.
Lalat tadi adalah orang yang malas, tidak mempunyai harapan dan tidak meminta pertolongan kepada Allah. Sebetulnya setiap permasalahan mempunya jalan keluarnya. Akan tetapi solusi tersebut tidak akan menjemput kita dengan sendirinya. Kita harus terus mencoba dan mencoba. Sambil memohon pertolongan Allah. Kita akan menemukan jalan keluar dari ketersesatan kita. Allah tahu jalan keluar untuk permasalahan yang kita hadapi.
Linux baru. Sekarang tampilan laptopku linux. Ini sudah lama aku tunggu. Dan akhirnya tersampaikan juga. Senang, iya. Tapi aku juga merasakan sedih _ mungking menyesal_ karena terjemahan kitabku yang ada di windows8 hilang. Lupa tidak aku pindah ke dalam flashdisk. Itu karyaku yang paling berharga. Karena aku sedang suka menerjemah. Tulisan itu adalah buah pertama aku tuntas menejemah suatu kitab, Inaratuz Zhalam_kitabnya tipis.
Benarlah jika hidup adalah pengorbanan ataupun pilihan. Ketika kita mempunyai hajat dan ingin menggapainya, maka harus berusaha dengan berkorban mengesampingkan urusan yang lain. Itulah hidup. Namun permasalahannya adalah kesalahanku ini tidak bisa disebut sebagai salah satu bentuk pengorbanan. Sebutan yang paling pas adalah keteledoran. Tidak berfikir secara jeli, apakah sudah disimpan di dalam flashdisk apa belum.
Sehingga mau tidak mau, aku harus menerima akibatnya. Dengan menghela nafas sedalam-dalamnya, mencoba ikhlas. Toh masih bisa nerjemah lagi. Aku tidak boleh menyerah dan pesimis. Semua ini pasti akan berlalu. Ibarat seperti tungku pemanggangan, aku digodok untuk menjadi orang dewasa dan cermat. Karena bagiku, “kopi Item” kehidupan ini tidak lain untuk membersihkan jiwa manusia dari sifat dan sikap cengeng.
Namun, satu hal yang harus digaris-bawahi bahwa melihat permasalahan tersebut dengan penuh kebijaksanaan dan kepala dingin. Kalau kita hanya mengandalkan kekuatan kita sendiri; tidak memohon kepada Tuhan, malas untuk berusaha, apalagi menyerah, maka kita akan menjadi seekor lalat yang terjebak di dalam rumah. Ia ingin melarikan diri dari “penjara masalah” lewat jendela. Terus menabrak-nabrakkan diri ke jendela. Kepalanya selalu terkaantuk kaca. Kemdian lalat itu berhenti menerjang ke sana seperti peluru dan menempel pada daun jendela. Berdengung mengitarinya seolah-olah terkena serangan panik. Tontonan yang bikin frustasi. Khususnya kalau saja dia terbang lebih tinggi sampai ke puncak jendela, ia akan bebas. Tetapi ia terus saja melakukan hal yang sama berkali-kali. Kita bisa bayangkan betapa frustasinnya dia.
Lalat tadi adalah orang yang malas, tidak mempunyai harapan dan tidak meminta pertolongan kepada Allah. Sebetulnya setiap permasalahan mempunya jalan keluarnya. Akan tetapi solusi tersebut tidak akan menjemput kita dengan sendirinya. Kita harus terus mencoba dan mencoba. Sambil memohon pertolongan Allah. Kita akan menemukan jalan keluar dari ketersesatan kita. Allah tahu jalan keluar untuk permasalahan yang kita hadapi.
0 komentar:
Posting Komentar