Ternyata cari uang itu susah banget. Penuh perjuangan ekstra untuk
mendapatkannya. Aku tahu itu. Sebab aku sudah merasakan bagaimana susahnya
mencari uang. Setiap hari aku menulis lalu aku kirim ke semua media tapi belom
ada satupun yang diterima. Aku tinggal bayangkan aja bagaimana “rekasa”-nya
orang tuaku di rumah. Membanting tulang untuk anaknya ini_yang tentunya uang
yang harus didapat, uang yang besar jumlahnya. Uang yang ingin aku hasilkan tak
pernah bisa sebanding dengan itu semua. Tapi aku berharap dapat meringankan
beban orang tuaku. Amin.
Kadang aku menyalahkan diriku sendiri, kenapa terlalu bodoh? Kenapa
tak bisa hemat? Kenapa tak pernah memikirkan keadaan orang tuaku? Kenapa tak
mencicipi kerasnya tekad mereka untukku? Dan kenapa aku tak bisa membahagiakan
mereka? Behkan kenapa aku terus dan terus membohongi mereka? Ya Allah ampunilah
aku. Oleh karena itu, sekarang, aku berusaha menjawab pertanyaanku itu semua
dengan membalik keadaanku. Aku tak boleh males. Aku harus berusaha dan
semangat. Aku harus membahagiakan mereka. Aku harus jujur pada mereka. Ya Allah
bantu aku. Tiada daya dan kekuatan kecuali daya dan kekuatan dari-Mu.
Semua bayangan itu berlalu lalang masuk dan menjejali kepalaku.
Semakin membuatku bersalah dan tak pantas_tak pantas di sebut anak shalih.
Sering kali mataku ini meneteskan air mata. Namun aku berusaha sekeras mungkin
untuk menyembunyikan itu dari orang lain. Namun, Aku hampir tak bisa
menyembunyikan tangisanku ketika aku dengar suara orang tuaku di telpon. Sakit
rasanya mendengar suara mereka. Suara mereka terlalu tulus dan suci untuk aku
dengarkan. Kasih sayang mereka tak bisa aku uraikan dengan hal-hal yang paling
istimewa dan tak bisa ku rangkai dengan kata-kata indah sekalipun.
Bapak. Ibu. Maafin anakmu ini. Aku akan berusaha menebus semua
kesalahanku. meski engkau tak membutuhkannya.
=@=
0 komentar:
Posting Komentar