Aku gak tahu juga tentang masalah ini. Tapi sangat penting bagiku.
Aku khawatir tak ada tempat untuk jenrerku.
Kata temen kalau di koran besar seperti Kompas, Jawa Pos, Radar dan lain
sebagainya, puisi hanya untuk siswa bukan untuk mahasiswa. Mahasiswa khusus
untuk opini. Aduh gimana ini. Aku gak bisa buat opini. Dan aku pikir opini
lebih susah. Karena terikat pada aturan dan analisanya harus kritis dan
ilmiyah. Gak bisa mengeksplor emosiku dong. Menulis tanpa mengeksplor emosi
secara bebas itu sangat menyakitkan.
Percuma dong aku menulis di koran selama ini. Sebab gak akan ada
yang menerima. Tulisanku akan jadi bungkus kacang doang dong. Ah! Namun_ketika
habis mata kuliah, aku mengecek ATM-ku_aku kepikiran teori Matematika, semakin
aku membuat kemungkinan, maka semakin banyak peluang yang aku buat. Semakin
banyak aku berusaha menulis di koran, semakin banyak peluang tulisanku akan
diterima.
Tapi yang aku takut kalau sampai gak diterima-terima. Lah dimana
aku harus menulis yang sesuai dengan bakatku? Dimana harus aku letakkan
genrerku? Terus gimana dan dari mana aku bisa dapat uang untuk membantu orang
tuaku?
=@=
0 komentar:
Posting Komentar