Oleh: Must Hiday
Hamy meloncat kegirangan. Dia senang sekali
karena baru saja menyelesaikan buku pertamanya, antologi puisi yang ia kasih
judul “Mengalir Selirih Beledu”. Buku itu adalah buku pertamanya. Dia suka
menulis dan sering meng-upload tulisannya di blog pribadi atau
mengirimkannya ke redaksi media cetak. Ya meski sering kali ditolak. Bahkan
sampai detik saat ini pun dia terus ditolak media. Dia bingung kenapa selalu
ditolak, itu yang...
This is default featured slide 1 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 2 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 3 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 4 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 5 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
Jumat, 19 Januari 2018
Rabu, 10 Januari 2018
YANG TAK SEMPAT TERABADIKAN
Ini yang selama ini
aku takutkan ketika aku sedang asyik
Maghlub berjihad
menikmati susunan musik dari kekosongan ini
Malahan kamu serang
aku dengan kehilangan meski kau sisakan nadrat
Coretan-coretan
sekilas melintas di otakku
Semua itu tidak
akan cukup mewakili semuanya yang telah benar-benar hilang dariku
Sekarang aku Cuma duduk
sekedar menonton layar kaca
Sekedar untuk
berharap menemukan kembali apa yang tak sempat terabadikan
...
SI MATA JULING. CANTIK SEKALI
Terakhir kali aku
melihatmu ketika semua orang berjamaah mensucikan
Mimpi mereka di
atas kerinduan begitu mempesona
Aku masih ingat
sekali di sudut mata mana engkau memandangiku
Oh Tuhan, begitu
indah cara dia memandangiku
Bahkan kedipan
matamu seperti menumbuk-tumbuk aku lembut
Terbang tersapu
lesung pipimu yang curam membunuhku
Oh Allah, si mata
juling itu, cantik sekali.
...
SERBUK KOPI YANG MASIH BASAH
-Adakah Kau
Telan Juga Cintaku?
kau habiskan
kopiku?
Hah?
Apa kau juga akan
renggut rasa pahitnya dariku?
Atau kau hanya
sekedar lindap di pinggiran bibirku?
Serbuk kopi yang
masih basah itu telah mendudukan kembali sesuatu yang hilang
Di hadapanku
berbicara seolah dia mengerti perkara
Aku akan tetap
berjalan kemana...
BAGAIMANA AIR MATAMU MENETES IBA DI BAWAH TULISAN INI

Pertanyaan yang dia
sematkan pada mataku
Mengingatkan bagaimana
lembut parasmu menusuk hatiku
Mengalir kesadaran
lalu mabit di sifatmu yang sejati
Memang seperti itu
sifatmu
Mau diapakan lagi
cahaya terlanjur lurus menyengat celah jendela kamar
Aku diamkan dirimu
menjadi penonton bagaimana aku mengetik sajak-sajak ini
Tunggu saat kau
terima waktunya dengan...
Senin, 08 Januari 2018
SEGALA PUISI
Akan kutelusuri
lekuk bisumu dari sini
Kau kira aku akan
lerai layu di taman buatanmu
Sehingga engkau
menanamku kembali di tempat yang berbeda
Satu, dua, tiga,
aku utus segala puisi menumbukmu di atas meja ini
Menjadi satu mime
yang paling ironis
Sebab aku masih
punya harapan
...
DI DALAM KAMAR
Semua orang terlalu
bisu menyanyikan nada mereka kepada hujan
diluar sana
Karena mereka sibuk
bercengkrama bersama keasikan yang
Di depan mataku
selaksa hampa
Dengkuran udara
menelusup ke dalam jiwa-jiwa mereka
Membawa kabur
pujaan hatinya
Semakin hampa
Mereka sudah tuli
mendengar pesta jemuran melambai di belakang
...
TERBANGUN
Entah sebelumnya
bagaimana matahari menampakkan dirinya
Seperti rembulan
dan rembulan hijrah menyerupai
Matahari bagi para
musafir itu
Mata ini seolah
ragu terbuka sedikit lebih lebar
Sayup-sayup merayap
sapamu mulai jenuh tinggal di sini
Aku mengintip
peranmu dibalik pelupuk mata lapuk
Ah, kenapa aku
masih mengantuk
...
BINGUNG

Bakal sajak yang
aku jatuhkan tanpa sengaja
Benar-benar
menjebakku ke dalam dua kondisi
Bermain curang
dengan kecemasan dan kekhawatiranku
Akan ditolak
berulang kali oleh oleh penerbit buku
Dan tanpa kabar
dari sederet tulisan kuterbangkan dari balik tembok kamar
...
SAJAK PENJAGA TEMPAT PERJANJIAN

Tak habis pikir aku
Penjaga tempat
perjanjian ini begitu tuli dan buta
Kepada tanaman liar
yang melarat seperti aku
Dari mana aku
mendapatkan uang itu?
Dia lebih
terangsang dengan nalar pikirnya terbiasa mewah dari kecil
Dari mana aku
mendapatkan uang itu?!
...
Jumat, 05 Januari 2018
AKU MENCINTAIMU MESKI AKU TIDAK PERNAH MELIHATMU
Pagi
ketika semua terlelap dengan keterjagaan masing-masing
Aku sendiri yang terjaga bersama mimpi
Mencoba membangun bangunan kokoh
Dibawah kediktatoran jahiliyahku
Sebab selama ini aku mengira cinta itu dimulai dengan pertemuan
Cinta itu harus diawali dengan perkenalan
Seharusnya aku ragukan teori cinta semacam itu
Tidak semua cinta harus mengenaskan seperti itu
Ada cinta yang sejati dan tanpa perjumpaan
Ada cinta yang justru lebih...
PENDEKAR GORENGAN
Sudah menjadi adat istiadat diri sendiri
Setiap kali mentari itu sudah mencapai akil baligh
Aku menelusuri lorong-lorong tak terjamah
Menelusupkan kakiku pada tanaman-tanaman kecil kanan kiriku
Kemudian memanggil jiwa yang bergentayangan
Menggelantung tepat di bawah piring
Membantai habis tiga menjadi tiada
Beberapa butir nasi yang keras kepala itu
Membuatku selalu bertanya setiap hari
: Sampai kapan engkau akan menikmati tirakatmu?
Ya,...
BAHKAN AIR PUTIH INI LEBIH NIKMAT
Kalian makan tanpa perdulikan makna sejatinya yang masak
Kalian makan sampai lupa siapa dirimu sendiri dan dimana tempat tinggalmu
Kalian makan bahkan saling membunuh untuk kenikmatan egomu
Aku dengarkan saja suara kunyahanmu sebagai kesucianmu
Aku lihatin saja bagaimana kamu menzholimi petani
Lewat ketidak-pedulianmu kepada sebutir nasi
Yang selama berbulan-bulan dicintai
Asal kalian tahu,
Air putih ini bahkan lebih nikmat!!
...
Kamis, 04 Januari 2018
SEMBURAT KILAT ITU
Sekelumit letihku mengingatkan aku kepada tempat ini
Tempat untuk beristirahat sejenak
Dari pemerkosa ibadah – setidaknya
Kemudian dari belakang ada semburat kilat
Menancap bias di atas atap. Lenyap
Menyandarkan aku ke peristiwa dua puluh tahun lalu
:Hujan itu menjadi titik permulaan sekaligus pusat ketakutanku
Jika mendengar aroma kehamilan mendung menggulung
...
SEORANG KEKASIH DAN HURUF HAMZAH
Coba lihatlah bagaimana mataku memandangmu
Bagaimana tanganku membukamu selembar demi selembar
Ketika fajar telah pijar membakar seribu kantuk
Entah apa, mendadak nama itu dia sendiri sebut
Sebaris setelah malaikat penjaga
surga bertanya: Siapa kamu?
Mendengar pengakuannya
Sang khazin tertunduk khusuk
Kepada seorang hamba
Yang telah sampai di maqamat tertinggi
Perihal kesabaran dan ketakwaan
: Lantaran dirimu,
aku diperintahkan...
MENGENTAL
Tadi siang, ketika aku dipaksa untuk berfikir
Tentang sesuatu yang besar,
Tentang sesuatu yang benar-benar membuatku rela tirakat,
Ada semacam firasat jikalau aku menenggelamkan diriku
Kembali ke dalam bejana sebagai harapan dan cita-cita
Tapi, katanya aku terlalu berambisi untuk terus menulis
Memang, aku juga merasakannya
Sampai-sampai aku tidak memperdulikan bahasa
Tanpa memperdulikan takdirnya – lebih tepatnya
Kemudian aku bertanya...